Kamis, 12 September 2013

Benarkah Bisa Bertemu Dengan Rasulullah

Syaikh Akbar Ibnu Arabi meyakini jika para sufi atau aulia yang mempunyai maqam tertentu dpat bertemu lansung dengan Rasulullah.Beliau secara jasad memang telah wafat, akan tetapi beliau hidup di alam barzakhnya.

Imam Malik bin Anas, sebagaiman dikutip Ibnu Qayim dalam ar-Ruh ( hal.144 ), berkata: " Telah sampai kepadaku bahwa Ruh bebas pergi kemana ia suka".Perkataan Imam Malik diatas juga dikutip al Hafidzh Ibnu Hajar dalam Fath al-Bari .Ada pula beberapa orang yang menyangkal hal diatas.Jika pendapat Imam Malik diatas adalah untuk ruh secara umum, lalu bagaimana dengan Rasulullah, manusia mulia yang pernah ada dimuka bumi ini?


Masalah mungkin tidaknya bertemu Rasulullah dalam keadaan terjaga, saat beliau sudah wafat, memang masih diperselisihkan ulama.Akan tetapi mayoritas ulama menyebutnya mungkin.Ibnu Hajar al-Haitami menyebutkan dalam al-Fatawa al-Haditsiyyah, bahwa ulama yang pernah bertemu Rasulullah adalah :
al-Ghazali, al-Barizi, Tajuddin as-Subki, al-Yafi`i, al-Qurthubi, dan Ibnu Abi Jamrah

Pernyataan serupa juga disampaikan as-Suyuthi dalam al-Hawi lil Fatawi karyanya.An-Nafrawi al-Maliki dalam al-Fawakih ad-dawani berkata:"Sah sah saja melihat Rasulullah dalam keadaan terjaga dan tidur menurut kesepakatan para huffazh hadits.Yang mereka perselisihkan tentang apakah yang dilihat adalah dzat Rasulullah yang mulia atau hanya mitsal yang mengkiyahkan dzat beliau.

"Barang siapa yang melihatku dalam keadaan tidur, maka ia akan melihatku dalam keadaan terjaga.Dan setan tidak akan mampu menyerupaiku" (HR.Bukhari dan Abu Dawud).

Diantara ulama yang menyatakan bisa bertemu dengan Rasulullah dalam keadaan terjaga adalah al-Quthb Abdul Wahab as-Sya`rani, Syaikh Muhyiddin bin Arabi, Syaikh al-Mursyi, al-Alamah an-Nafrawi, al-Maliki (dalam al-Fawakih ad-Dawani), Ibnul Hajj al-Maliki ( al-Madkhal) dan Syaikh Ulayyisy.

Asy-Sya`rani berkata:" Ruh ruh para mujtahid bisa bertemu dengan ruh Rasulullah adalah bagian dari keramat/karamah para aulia.Dan jika para mujtahid bukan aulia, maka di muka bumi ini tidak akan ada aulia selamanya.Dan masyhur berita tentang wali wali agung/aulia yang derajatnya secara meyakinkan dibawah imam-imam mujtahid telah bertemu dengan Rasulullah berulang ulang kali.Dan kejadian tersebut juga dibenarkan oleh ulama ulama semasanya, seperti Abdurahim al-Qanawi, Abu Madyan, Abu Sa`ud, Ibrahim ad-Dusuqi, Abul Hasan as-Syadzili. al-Mursi, Ibrahim Matbuli, Jalaludin as-Suyuthi, Ahmad az-Zamawi, dll.

As-Sya`rani dalam al-Ajwibah al-Mardhiyyah juga berkata: " Di antara sufi yang pernah bertemu dengan Rasulullah dalam keadaan terjaga adalah Syaikh Abdul Qadir al-Jili, Syaikh Ahmad ar-Rifai, Syaikh Abdurahim al-Qanawi, Syaikh Abu Madyan at-Tilmisani, Syaikh Muyiddin bin Arabi, Syaikh Abu Su`ud bin  Abil Asyair, Syaikh Abul Hasan asy-Syadzili, Syaikh Abul Abbas al-Mursi, Syaikh Yaqut al-Arsyi, dan sufi-sufi lain yang aku sebutkan dalam kitab Thabaqat al-Aulia.

Setelah membaca komentar diatas, maka yang hatinya sombong dan penuh hasud juga kebencian akan berkata:'Ah mana mungkin!.Ya Allah, berikanlah kami petunjukMu.


Nur Hidayat Muhammad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar